Kamis, 15 Januari 2015

Bahan Ajar Cetak (Task 3 done)






KATA  PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas ridho dan karunia-Nya yang memberikan kesehatan dan hikmat kepada saya sehingga saya dapat menyelesaikan bahan ajar untuk siswa SMA kelas XI.
Bahan  ajar  ini  disusun  untuk  menambah  wawasan  siswa SMA kelas XI,  yang mengambil  mata  pelajaran biologi.  Penulis  mengakui  bahwa  bahan  ajar  ini  belum mampu menjawab seluruh permasalahan yang berkaitan dengan Ilmu Biologi. Namun demikian,  bahan  ajar  ini  diharapkan  dapat  membantu siswa  untuk mengetahui  dasar-dasar  pengetahuan  yang  berkenaan  dengan  sistem indera manusia,  sebagai bahan  kajian  pokok  dari  bidang Anatomi Fisiologi Manusia,  untuk  selanjutnya  digunakan  dalam  kegiatan pembelajaran di dalam ruang kelas.
Penulis  mengucapkan  terima  kasih  yang  sebesar-sebesarnya  kepada Universitas  Negeri Jakarta,  khususnya  para  dosen pengampu mata kuliah Media Pembelajaran yaitu Dr. Robinson Situmorang yang telah membantu dalam memberikan ilmu dalam menyusun bahan ajar ini. Penulis menyadari bahwa bahan  ajar  ini  tidak  terlepas  dari  kekurangan-kekurangan.  Untuk  itu,  dengan segala  kerendahan  hati  penulis  memohon  kritikan  yang  dapat  penulis  gunakan untuk perbaikan di masa mendatang.
Akhirnya,  semoga  bahan  ajar  yang  sederhana  ini  dapat  memberikan manfaat bagi pemakainya.


                                                                                                                        Jakarta, 10 January 2015
                                                                                           Penulis,




           
                                                                                           Siti Noer Sarah Hrp S.Pd
                                                                                           NIM. 3436139310




      DAFTAR ISI

                                                                                                                                                                                                                                                                                                       Page
I.          Kata Pengantar  ...........................................................................................       2
II.                           II.       Daftar Isi            ............................................................................................      3
                       III.       Materi Sistem Indera (Pertemuan-1)
                       Strukutur Mata       .........................................................................................      5
                       Strukutur Telinga    ........................................................................................      6
                       Indera Hidung         ........................................................................................      8

I                       IV.     Materi Sistem Indera (Pertemuan-2)
                      Struktur Lidah      .............................................................................................   10
                      Struktur Kulit       ............................................................................................    11
                      Kelainan/ Penyakit pada Sistem Indera    ..........................................................  12

                      DAFTAR PUSTAKA   .................................................................................   16






MATERI SISTEM INDERA (PERTEMUAN-1)

Tujuan Instruksional
1.      Mendeskripsikan struktur mata serta mekanisme penglihatan pada manusia.
2.      Mendeskripsikan struktur telinga serta mekanisme pendengaran pada manusia.
3.      Mendeskripsikan struktur hidung serta mekanisme penciuman pada manusia.



Sistem Indera Manusia
Sistem alat indera merupakan reseptor yang bertugas menerima rangsangan luar. Reseptor adalah suatu bagian-bagian penerima dan pengubah rangsangan yang diterima menjadi impuls sensori. Stimulus merupakan informasi adanya perubahan dari lingkungan eksternal maupun internal. Stimulus dapat berupa energi, misalnya energi mekanik, energi kimia, dan energi cahaya.

1.      Mata
Indra penglihatan, yaitu mata. Mata merupakan indra utama. Dua pertiga dari perhatian otak diambil oleh apa yang dilihat oleh mata dan dua pertiga dari informasi-informasi yang disimpan di otak berasal dari penglihatan seperti gambar, kata-kata, dan lain bentuk penglihatan.
Struktur Mata
a.       Sklera merupakan lapisan luar yang sangat kuat. Sklera berwarna putih putih, kecuali di depan. Pada lapisan ini terdapat kornea, yaitu lapisan yang berwarna bening dan berfungsi untuk menerima cahaya masuk kemudian memfokuskannya.
b.      Koroid merupakan lapisan tengah yang kaya akan pembuluh darah, lapisan ini juga kaya akan pigmen warna. Daerah ini disebut iris. Di bagian irislah yang  memiliki pigmen warna. Bagian depan dari lapisan iris ini disebut pupil yang terletak di belakang kornea tengah.  Pada sebuah kamera, pupil ini diibaratkan seperti diafragma yang dapat mengatur jumlah cahaya yang masuk. Di sebelah dalam pupil terdapat lensa yang berbentuk cakram otot yang disebut musculus siliaris. Otot ini sangat kuat dalam mendukung fungsi lensa mata, yang selalu bekerja untuk memfokuskan penglihatan. Pada bagian depan dan belakang lensa ini terdapat rongga yang berisi caira bening yang masing-masing disebut aqueous humor dan vitreous humor. Adanya cairan ini dapat memperkokoh kedudukan bola mata.

c.       Retina merupakan bagian terdalam dari mata. Lapisan ini lunak, namun tipis, hampir menyerupai lapisan pada kulit bawang. Retina tersusun dari sekitar 103 juta sel-sel yang berfungsi untuk menerima cahaya. Di antara sel-sel tersebut sekitar 100 juta sel merupakan sel-sel batang yang berbentuk seperti tongkat pendek dan 3 juta lainnya adalah sel konus (kerucut). Sel-sel ini berfungsi untuk penglihatan hitam dan putih, dan sangat peka pada sedikit cahaya. Sel-sel batang ini tidak dapat membedakan warna. Suatu zat yang dihasilkan sel-sel batang ini adalah zat warna jingga yang sangat rentan terhadap cahaya, yang disebut rodopsin. Artinya jika ada cahaya yang terang maka dapat memudarkan zat warna jingga ini.   Pada umumnya manusia tidak mempunyai kemampuan melihat dengan baik pada tempat yang gelap dibandingkan dengan hewan. Hal ini terkait adanya sel-sel batang ini.  Berkebalikan dari sel-sel batang, sel konus sangat peka terhadap cahaya terang, dan peka terhadap pengamatan warna. Bagian retina yang memiliki sel-sel konus paling banyak adalah fovea. Sedangkan di luar fovea lebih banyak mengandung sel-sel batang.  Pada retina mata terdapat daerah yang tidak terdapat sel-sel batang maupun konus. Daerah ini disebut bintik buta.

Gambar (a)
Gambar (b)
Gambar  2.1. Struktur mata bagian luar (a); struktur mata bagian dalam (b)


Pembentukan Bayangan
Apabila ada rangsang cahaya masuk ke mata maka rangsang tersebut akan diteruskan mulai dari kornea, aqueous humor, pupil, lensa, vitreous humor dan terakhir retina. Kemudian akan diteruskan ke bagian saraf penglihat atau saraf optik yang berlanjut dengan lobus osipital sebagai pusat penglihatan pada otak besar. Bagian lobus osipital kanan akan menerima rangsang dari mata kiri dan sebaliknya lobus osipital kiri akan menerima rangsang mata kanan.Di dalam lobus osipital ini rangsang akan diolah kemudian diinterpretasikan. Sehingga apabila seseorang mengalami kecelakaan dan mengalami kerusakan lobus osipital ini maka dia akan mengalami buta permanen, walaupun bola matanya sehat.





1.      Telinga
Telinga merupakan saluran terbuka dibagian luar dan menyatu dengan tulang tengkorak. Telinga berfungsi untuk menerima rangsangan bunyi dan alat keseimbangan.
Struktur Telinga Manusia







Gambar 2.2. Bagian Telinga Luar (a); Bagian Telinga Dalam (b)
  1. Telinga Luar, bagian ini tersusun oleh daun telinga yang dibentuk dari bahan tulang rawan dan lubang saluran suara yang panjangnya 2,5 cm. Telinga luar ini berbentuk corong, sehingga dari struktur yang dimiliki dapat mengumpulkan gelombang suara dari luar. Sedangkan saluran berfungsi untuk menjaga udara di dalam tetap hangat dan lembab. Di sepanjang saluran ini terdapat banyak bulu kurang lebih 4000 buah kelenjar khusus yang menghasilkan tahi kuping. Bulu-bulu tersebut berfungsi untuk penghalang masuknya serangga dan debu. Jika ada serangga atau debu yang berhasil masuk, maka tahi kuping akan menjeratnya. Tahi kuping juga berfungsi mencegah terjadinya infeksi telinga terutama jika kita berenang di air yang kurang bersih.
b.       Telinga Tengah
1)      Membran timpani (gendang telinga)  berupa selaput tipis yang berfungsi untuk menerima getaran suara. Apabila ada rangsang suara mengenai bagian ini maka akan bervibrasi (bergetar).
2)      Tulang pendengaran terdiri atas tulang martil (maleus), tulang landasan (inkus) dan tulang sanggurdi (stapes). Ketiga tulang ini berfungsi untuk mengkonsentrasi vibrasi (getaran).
3)      Saluran eustachius menghubungkan antara telinga dengan faring. Saluran eustachius berfungsi untuk menjaga keseimbangan tekanan udara antara udara luar dan dalam telinga.

c.  Telinga Dalam
Telinga dalam terdiri dari atas bagian- bagian berikut.
a.       Saluran gelung (kanalis semisirkularis) merupakan saluran setengah lingkaran yang berjumlah 3 buah. Saluran ini tersusun saling tegak lurus pada sudutnya, dan terdapat pada tulang pelipis. Kanalis semisirkularis berfungsi sebagai reseptor gravitasi. Kanalis semisirkularis mempunyai dasar yang menggembung disebut ampula.
b.      Vestibulum terdiri atas sakula dan utrikula yang berupa kantong dan dilapisi oleh sel-sel rambut dan silia. Di dalam sakula dan utrikula terdapat cairan limfa dan di dalam dindingnya masing-masing memiliki sel reseptor yang disebut dengan makula. Kristal kapur tersebar di antara rambutrambut dalam makula yang disebut dengan otolith. Otolith di-pengaruhi oleh gravitasi.
c.       Rumah siput (koklea) merupakan alat pendengar yang berbentuk seperti rumah siput. Di dalam koklea terdapat korti yang berfungsi untuk menerima getaran suara.

Gambar 2.3. Koklea
Proses Pendengaran
Suara sampai pada lubang telinga karena getarannya diterima oleh gendang suara (membran timpani). Getaran di membran timpani ini akan diteruskan ke bagian tengah telinga yaitu ke tulang martil, landasan, kemudian sanggurdi. Impuls suara diteruskan ke telinga bagian dalam yaitu ke rumah siput dan merangsang saraf di sekitar cairan rumah siput dan dikirim ke otak. Selanjutnya di otak, suara tersebut diolah sehingga kita dapat mendengar dan mengartikannya.

1.      Hidung
Hidung terlindung dari lapisan tulang rawan dan bagian rongga dalam mengandung sel-sel epitel yang berfungsi untuk menerima rangsang kimia. Bagian tersebut dilengkapi lendir dan rambut-rambut pembau. Ketika seseorang menderita sakit pilek, maka makanan terasa hambar rasanya dan kita tidak dapat mencermati bau dengan baik. Inilah bukti bahwa antara organ pembau dengan pencium saling bekerja dengan baik. Aroma makanan yang berada di rongga dalam hidung tidak dapat tercium karena serabut saraf di situ tertutup oleh lendir pilek.

Proses Membau
Di dalam rongga hidung terdapat selaput lendir yang mengandung sel-sel pembau. Pada sel-sel pembau terdapat ujung-ujung saraf pembau atau saraf kranial (nervus alfaktorius), yang selanjutnya akan bergabung membentuk serabut-serabut saraf pembau untuk menjalin dengan serabut-serabut otak (bulbus alfaktorius).




Gambar 2.4. Struktur Indra Pembau

MATERI SISTEM INDERA (PERTEMUAN-2)

Tujuan Instruksional
1.      Mendeskripsikan struktur lidah serta mekanisme pengecapan pada manusia.
2.      Mendeskripsikan struktur kulit serta mekanisme rangsangan pada manusia.
3.      Mengidentifikasikan penyakit/kelainan pada alat indera manusia

1.      Lidah
Daerah lidah juga mengenali rasa yang spesifik, yaitu rasa manis oleh bagian pangkal lidah, rasa asam oleh bagian tepi depan kiri dan kanan, serta rasa asin di bagian tepi belakang kiri dan kanan. Lidah terdiri atas dua kelompok otot yaitu otot intrinsik yang berfungsi untuk melakukan semua gerakan lidah dan otot ekstrinsik. Otot ekstrinsik ini mengaitkan lidah pada bagian-bagian sekitarnya serta melakukan gerakan-gerakan kasar yang sangat menekannya pada langit-langit dan gigi, kemudian mendorongnya masuk ke faring. Permukaan atas lidah seperti beludru, yang ditutupi oleh beberapa lapisan, antara lain seperti berikut:
  1. Papila filiformis  banyak dan menyebar pada seluruh permukaan lidah yang berfungsi untuk menerima rasa sentuh dari rasa pengecapan.
  2. Papila sirkumvalata  memiliki bentuk V dan terdapat 8–12 jenis yang terletak di bagian dasar lidah. Papila ini berukuran paling besar daripada yang lain.
  3. Papila fungiformis menyebar pada permukaan ujung dan sisi lidah dan berbentuk jamur.

Proses Mengecap




Gambar 2.5. Lidah dan bagian-bagian perasa makanan


1.      Kulit
Fungsi kulit sebagai indera peraba. Kulit kita mempunyai kepekaan terhadap rangsang seperti panas, dingin, tekanan, sentuhan dan rasa sakit karena di bagian tersebut banyak terdapat saraf-saraf sensori yang bekerja secara spesifik, misalnya rangsang sentuhan diterima oleh reseptor korpuskel meissner, rangsang tekanan diterima oleh reseptor korpuskel paccini, dan rangsang dingin diterima oleh reseptor ruffini. Permukaan kulit mengandung saraf-saraf yang memiliki bentuk dan fungsi yang berbeda-beda. Ujung saraf peraba ada empat macam, yaitu sebagai berikut.
a.       Paccini, merupakan ujung saraf pada kulit yang peka terhadap rangsangan  berupa tekanan, letaknya di sekitar akar rambut.
b.      Ruffini, merupakan ujung saraf pada kulit yang peka terhadap rangsangan panas.
c.       Meisner, merupakan ujung saraf perasa pada kulit yang peka terhadap sentuhan.
d.      Krause, merupakan ujung saraf perasa pada kulit yang peka terhadap rangsangan dingin.


Proses Indera Peraba

Gambar 2.4. Penampang kulit manusia beserta reseptor-reseptornya

Penyusun utama dari bagian dermis adalah jaringan penyokong yang terdiri dari serat yang berwarna putih dan serat yang berwarna kuning. Serat kuning bersifat elastis/lentur, sehingga kulit dapat mengembang. Stratum germinativum mengadakan pertumbuhan ke daerah dermis membentuk kelenjar keringat dan akar rambut. Akar rambut berhubungan dengan pembuluh darah yang membawakan makanan dan oksigen, selain itu juga berhubungan dengan serabut saraf. Pada setiap pangkal akar rambut melekat otot penggerak rambut. Pada waktu dingin atau merasa takut, otot rambut mengerut dan rambut menjadi tegak. Di sebelah dalam dermis terdapat timbunan lemak yang berfungsi sebagai bantalan untuk melindungi bagian dalam tubuh dari kerusakan mekanik.


1.      Kelainan atau Penyakit pada Sistem Indera
Berikut beberapa kelainan atau penyakit pada sistem Indera :
1. Kelainan pada mata
  1. Astigmat  adalah suatu keadaan mata yang mengalami pandangan kabur. Ini disebabkan karena rusaknya kornea mata. Untuk mengatasi-nya seseorang harus menggunakan kacamata silindris.
  2. Miopi (Mata dekat) disebabkan karena daya akomodasi yang lemah, sehingga bayangan benda tidak tepat pada bintik kuning melainkan di depan bintik kuning. Untuk mengatasinya penderita harus menggunakan kacamata lensa negatif.
  3. Hipermetropi (mata jauh) adalah seseorang hanya dapat melihat dengan jarak yang jauh sekitar lebih jauh dari 30 cm. Untuk mengatasi-nya penderita harus menggunakan kacamata lensa positif.
  4. Katarak  merupakan keadaan pengeruhan pada lensa mata. Sebabnya adalah diabetes melitus, sinar X, obat-obat kortison dalam waktu lama. Penyakit ini dapat disembuhkan melalui operasi, dengan menanam lensa buatan di dalam bola mata.

2. Kelainan pada Telinga
a.       Radang telinga ini disebabkan karena virus atau bakteri dan sering menyerang pada anak-anak. Telinga akan mengeluarkan nanah dan kelainan ini dapat memecahkan gendang telinga.
b.      Labirintitis merupakan gangguan pada labirin dalam telinga. Penyakit ini disebabkan oleh infeksi, gegar otak, dan alergi.

3. Kelainan pada Kulit
a.      Eksem, yaitu sejenis gangguan pada kulit, bagian kulit yang terkena eksem akan melepuh, kering dan pecah-pecah dan timbul benjolanbenjolan kecil.
b.      Kurap adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh jamur.
c.       Jerawat adalah penebalan abnormal dan peradangan pada pangkal kelenjar minyak.


4. Kelainan pada Hidung
a.       Sinusitis adalah peradangan pada tulang tengkorak sekitar hidung yang didahului dengan pilek berkepanjangan.
b.      Polip adalah pertumbuhan jaringan bertangkai di permukaan kulit yang melapisi bagian dalam organ.
c.       Pilek dapat disebabkan oleh influenza, polip pada hidung, radang akur pada hidung, dan alergi.
        
 5.Kelainan pada Lidah
a.      Kanker lidah disebabkan oleh rokok. Asap yang lama mengepul di rongga mulut dan terkena lidah memicu kanker lidah.
b.      Oral candidosis disebabkan karena jamur candida albicans biasanya lidah tertutup lapisan putih.


                                                                                                        DAFTAR PUSTAKA


Amin, M., (2000), Biologi 2 Petunjuk Guru SMA Kelas 2, Penerbit Erlangga,   Jakarta.

Lestari, E, S., (2006), Biologi 2 Makhluk Hidup dan Lingkungannya Untuk SMA/MA  Kelas XI, Penerbit CV Putra Nugraha, Jakarta.

Pratiwi, D.A., Maryati, S., dan Srikini., (2007), Biologi untuk SMA Kelas XIPenerbit Erlangga, Jakarta.

Syamsuri, Istamar, dkk. 2007. Biologi untuk SMA kelas XI  semester 2. Jakarta: Penerbit Erlangga
  




Tidak ada komentar:

Posting Komentar